Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2020, Angka Backlog kepemilikan perumahan mencapai 12,75 juta. Hal ini disampaikan Iwan Suprijanto, Dirjen Perumahan Kementerian PUPR.
Backlog merupakan kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat. Salah satu hal yang menyebabkan backlog adalah tingginya biaya kepemilikan rumah, terutama di Kota-kota Besar. Penelitian yang dilakukan The Conversation menunjukkan sekitar 45% responden, menyatakan bahwa mereka merasa terbebani dengan pengeluaran yang berhubungan dengan kebutuhan rumah tinggal, seperti pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sewa rumah, juga rekening listrik dan air.
Salah satu solusi mengatasi backlog tersebut adalah dengan membangun Rumah Modular. Rumah Modular adalah Rumah yang dibangun menggunakan modul hasil fabrikasi industri.
Rumah Prefabrikasi yang paling awal tercatat berada di Desa Nelayan Cape Ann. Sekarang menjadi bagian dari kota Massachuetts, Rumah itu sendiri dipersiapkan dari Inggris.
Menurut Dwi Wanto, VP of Engineering PT. Waskita BetonPrecast Tbk, Pembangunan sistem Fabrikasi dapat menghemat biaya pembangunan karena proses pembangunan dapat dilaksanakan lebih cepat dari biasanya. Hal itu ia sampaikan pada saat Webinar Tempo Media Week : Rumah Modular Sebagai Alternatif Perumahan Masa Kini yang Ramah Lingkungan. Selain itu, Dengan Fabrikasi juga melindungi pengguna karena telah dilakukan dan Analisa sehingga konstruksi modular layak atau dapat menerima beban gempa.
Novriansyah Yakub, seorang arsitek dari biro Atelier Riri, di webinar yang sama megungkapkan ia sudah mulai menerapkan sistem rumah modularnya pada desain rumah tinggal, yaitu dengan ukuran berbasis material dikembangkan ke bentuk ruangan, dan ruangan-ruangan tersebut dikonfigurasi menjadi sistem yang banyak alternatif. Ia juga menambahkan Potensi Rumah Modular di rumah menengah ke bawah, karena pada dasarnya mereka mementingkan fungsi, dengan desain yang benar, mereka merasa sudah lebih dari cukup untuk rumah tinggal tersebut.
Dengan potensi tersebut, rumah modular ini tentunya dapat menjadi alternatif di tengah krisis tempat tinggal masyarakat Indonesia untuk masa kini dan masa depan.